Jumat, 16 Maret 2012

PESAKITAN?.. SEBUAH PILIHAN ATAU BUKAN...

entah harus dari mana aku jabarkan perasaan ku ini, aku binggung kenapa selalu rasa ini yang singgah di hati seorang pecundang seperti aku. aku binggung kenapa harus aku yang selalu di dera rasa yang terus membuat aku merasa dihantui.
marcell, laki-laki yang ceria dia mampu membuat suasana yang begitu kaku dingin dan "basi" menjadi suasana yang asik. perkenalan lewat dunia maya lalu berlanjut ke hubungan lewat telpon seluler/handphone. dia sering mengirimi ku pesan singkat/sms yang menunjukan rasa perhatiannya kepadaku. sadar atau pun tidak aku akui aku terbuai akan sikapnya hingga rasa sakit karna penghianatan Jhon yang menduakan perasaan ku dengan seorang wanita jalang äyam kampus". sungguh sakit aku dibuatnya padahal banyak hal yang sudah aku lakukan untuknya. hingga aku tak memperdulikan keadaan hidup ku sendiri. namun luka itu sedikit membaik saat marcell hadir dikehidupanku.

beberapa kali kami memutuskan untuk saling bertatap muka secara langsung pun tercetus. namun seiring itu pula rencana itu gagal karena kesibukanku sebagai milik publik yang harus siap dan tetap bekerja. apa lagi hari-hari libur, seakan ada cap "haram"untuk mengambil libur. tapi tak apa lah semuanya toh aku jalani dan aku nikmati hampir 3 tahun. namun membuat dia kecewa karena harus membatalkan janji.
"untuk kesekian kalinya aku minta maaf ya, aku tak bisa datang karena masih banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan. minggu depan aku berjanji akan datang boy" pinta maafku uncapkan lewat telpon pada marsell
"lagi-lagi seperti itu, sebenarnya kamu sayang atau tidak kepadaku".. dari nadanya terdengan dia sangat kesal pada ku
"maaf untuk saat ini jangan permasalahkan dulu masalah perasaan, kita belum berjumpa dan kita harus berpikir ulang pantaskah kita jalani hubungan seperti ini sedangkan kita beradatkan ketimuran"..
"sudah lah..."
marcell pun mengakhiri pertengkaran kecil kami ditelpon
beberapa kali aku mencoba menghubunginya tapi nomornya tidak kunjung aktif. jujur aku semakin bingung dengan jalan hidupku sendiri. andai tuhan bisa memperjelas jalan hidup ini atau jangan aku yang seperti ini...

tiga hari berselang, marcell pun mengirimiku pesan singakat, dia meminta maaf atas sikapnya yang sedikit kekanankan dan tak mengerti pekerjaan ku yang selalu menuntut aku untuk profesional.
andai kamu tahu marcell, aku kian menggila dengan semua ini. entah rasa apa yang kini menguasai jiwa ini. mungkin ini yang disebut CINTA aku pun tak tahu. aku takut saat nanti aku tersadar ini hanyalah sebuah mimpi yang hadir di siang bolong. kau menghilang dan hanya perih yang hadir dirasa terdalam ku.
walau beberapa kali kau berusaha meyakinkan ku akan semuanya namun ketakutan dan rasa trauma akan kejadian lalu saat jhon menyakitiku tanpa menoleh lagi kepadaku. sakit sangat sangat sakit aku rasakan semuanya hingga kini saat aku ingat semuanya sakitnya masih terasa.

"aku harap minggu ini kamu datang, aku akan tetap menunggu kamu sampai kamu datang di tempat yang sudah kita sepakati di hari yang lalu"
bingung saat ku membaca pesan singkatnya...
aku pun harus memutar otakku, mencari cara bagaimana caranya aku harus pulang cepet dan menemui dia yang menunggu diriku.
"baik aku akan usaha kan tapi aku tak bisa janji"...
aku pun meminta izin pada rekan kerjaku untuk pulang lebih cepat walau kerjaan masih banyak. untung saja dia mau mengerti kondisi ini. tuhan... jujur sesungguhnya aku tak ingin hidup di jalan yang seperti ini lagi. tapi kenapa hingga kini aku belum menemukan seorang wanita yang benar-benar tulus mencintaiku dan aku pun mencintainya. tuhan, aku mohon hadirkan sosok itu untukku, aku tak ingin engkau murka kepada ku. tapi bila engkau belum memberikan sosok itu pada ku aku akan terus ada di jalan dosa ini. jadi seorang pesakitan itu sangat lah ringkih, pandangan masyarakat dan agama sangat membuatku tersiksa. belum lagi perasaan orang tua ku dan keluarga besarku yang harus aku jaga.

akhirnya tiba juga waktunya untuk kami bertemu, satu hal yang harus aku pertahankan dalam jiwaku yaitu menjaga perasaan ku sendiri.
"hay, marcell?" sambilku ulurkan tangganku
"iea, andre thank kamu udah bisa datang?.."
"maaf bila aku mengganggu waktu kerjamu, tapi aku yakin dengan rasaku kamu sosok yang dikirim tuhan untuk aku"..
"maaf, jangan kamu berbicara seperti itu marcell. kamu belum kenal aku yang sesungguhnya"
"sudahlah... kita pergi ke tempat itu sekarang, kamu pasti belum makan"..
kami pun masuk kesebuah tempat yang menjual aneka roti bakar, tempatnya nyaman walau pun tempatnya tidak besar atau pun mewah. kita berduapun saling menceritakan keseharian kita berdua dan segala yang menyangkut dirikita berdua. kenapa kita jadi seperti ini kenapa jalan ini yang kini aku dan dia jalani.

walau pun hanya dua jam, tapi aku menilai dia memang sosok yang jujur dan apa adanya. ketulusannya membuat perasaanku bergetar. hingga aku merasa tak mampu untuk menolak semuanya ini, aku sadari ini akan sangat sulit untuk dipertahankan tapi inilah apaadanya kami berdua.
mungkin ini jalan yang memang diberikan oleh tuhan untuk kami berdua, jalan yang tak sama seperti yang lainya.
"mama... papa... maafin andre, bukan maksud andre bikin kalian sedih dan kecewa. tapi ini jalan hidup yang harus andre jalani"
sulit memang untuk meyakinkan semuanya, ini jalan hidup yang memang untuk aku. walau diagama mana pun ini adalah suatu kesalahan yang besar. tapi sekarang aku kembalikan lagi. kenapa tuhan belum memberikan sosok gadis yang memang aku cintai dan dia mencintai ku juga.

dua minggu berlalu, lumayan banyak yang udah kita berdua lalui...
walau terkadang rasa penyesalan hadir saat dosa itu terulang dan terulang lagi. tapi hawa nafsu dan godaan setan laknat merasuk jiwa yang tersesaat kian menguasai. semuanya tak bisa terkendali lagi, hanya malam yang mampu menggambarkan semuanya...
kotor, ya itu sudah pasti... diriku sudah kotor sekarang...
seandainya... tapi sudahlah semuanya adalah pilihan dalam kehidupan ini. merah ya harus merah hitam ya harus hitam gak mungkin keduanya disatukan karena akan menimbulkan gejolak yang jauh lebih dari ini. kami akan menjalani kisah terlarang ini entah sampai kapan dan hingga kemana kami pun tak pernah tahu.

tuhan, bila memang ini benar-benar jalan yang engaku berikan untukku. maka buatlah mereka semua mengerti akan jalan hidup yang seperti ini. tapi bila ini sebuah cobaan dalam hidup, sungguh aku sudah tak tahan ingin rasanya aku keluar dari derita jiwa ini. aku ingin seperti mereka yang "sempurna". Tuntun hati yang tersesat ini tuhan, bawa aku ketitik yang engakau ridhoi bawa aku ketitik yang memang seharusnya. harap terakhir seorang pesakitan ialah sebuah kepastian yang memang sangat kami butuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar