*Dedaunan yang berguguran di ujung senja,
Membuat aku tersadar akan hidup,
Tak selamanya raga bernyawa,
Tak selamanya membuat kisah.
*Seperti pagi tadi saat aku memulai hari,
Tak banyak yang berbeda,
Hanya satu hal saja yang membuat aku tercengang,
Ku dapati kabar yang kurang menyenangkan tentangku.
*Petir dahsat di birunya langit,
Membuat jiwa tersontak getarkan raga,
Entah mengapa orang itu tega,
Memfitnahku jadi sijalang malam.
*Kemarahan ayah pagi itu membuatku gundah,
Tangis ibu yang membuatku lemah,
Apa maksud dan tujuan orang itu memfitnahku,
Sungguh aku marah dibuatnya.
*Ku coba temui lelaki berusi 3o tahunan itu,
Tak jua aku dapati dia di tempat kerja,
Amarah yang kian memuncak,
Membuat seluruh energi ku terkumpul menjadi dendam.
*Ku terus mencari tahu pada siapa saja dia mengoceh
Seperti buah yang manis dan segar
Fitnah ini pun sudah menyebar bagaikan racun kobra
Begitu cepat dan mematikan harga diri
*Malu rasanya hati ini
Walau tak ku lakukan itu semua
Tetep saja pemikiran orang lain kini berbeda
Pandangan mereka pun kian nista melihatku
*Aku mampu menjelaskan keadaan sebenarnya pada mereka
Tapi aku tak menjamin mereka yakini aku
Bagaikan pedang bermata dua
Tetap aku yang terbunuh akhirnya
*Ayah dan Ibu kian bertanduk
Aku kian terkekang oleh keduanya
Sedangkan lelaki nista itu kian bahagia
Melihat deritaku karna ucapannya
*Andai saja posisi ini ada pada dirinya
Atau pun ada pada keluarganya
Aku yakin dia akan geram menanggapi semuanya
Dia akan jauh lebih dariku dalam bertindak
*Bertasbih dalam sujud ditengah malam
Menghelakan nafas yang begitu panjang
Keyakinan akan Alloh SWT kian besar
Ini semua akan berakhir meski entah kapan
*Lirih doa yang dipanjatkan
Berbisik merdu lewat syahdu malam
Izinkan aku tuk habiskan malam
Sebelum semua kan berganti siang
*Dia pun kian tertawa lebar
Tapi dia lupa akan azab tuhan
Tak lama berselang
Azab pun datang menyerang sekujur badan
*Maafku sudah ku ucapkan
Tapi lain dengan kehendak tuhan
Satu yang aku dapatkan sekarang
Lebih dekat dengan Alloh yang ku sayang