Sabtu, 05 Mei 2012

SAJAK SANG PENCURI RASA


aku hanya lah semilir angin yang berhembus di tanah gersang,
berikan kesejukan hanya saat kelelahan jiwa datang,
namun saat gemericik hujan mengguyur gersangnya jiwa dan menjadikannya tandus,
aku hanyalah wabah yang tak pernah dihiraukan bumi.

keinginan tuk merubah posisi rasa tuk menjadi yang bertuan tak mungin,
karena selir hanyalah selir tak mungkin merajai jiwa sang empunya rasa,
andai saja setiap rasa dapat dipilih oleh tuannya,
andai saja kerajaan hati bisa memilih siapa pemiliknya,
dan andai saja aku bukan lah simpangan yang hanya menunggu kehadirannya,
tuk singgah saat ia ingat bahwa angin itu masih berharga untuk bumi,,,,

ketika fajar hembuskan kehangatan di embun pepagian,
aku berpikir dia akan tetap hadir tuk temani teriknya mentari yang menyulut dijiwa,
masih aku rasakan betapa aliran rasanya begitu bergelora hingga terbuai aku dibuatnya,
namun harus aku terima semua itu harus segera sirna,
dan harus berlalu begitu saja hanya dalam satu kedipan mata...

heyyyyyy kau pemilik kerajaan rasanya,
entah apa yang harus aku perbuat akan mu sang permaysuri,
aku yang setiap malam harus merasakan kegelisahan jiwa yang teramat,
aku ingin kau tahu aku pun telah ia miliki,
aku sang angin kesejukan.. kesejukan.. kesejukan fana,
aku ingin terbebas dari elanggu cinta fatamorgana cinta yang hadir diantara tiga jiwa yang terbelenggu nafsu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar