Minggu, 22 Januari 2012

TERTATIH...

Tuhan andai aku memiliki sepasang sayap yang indah dan mampu bawa ku terbang tinggi nan jauh ke angan sana. Aku akan menembus impian... impian yang terus menghantui tanpa ada setitik sinar yang menerangi jalannya tuk jadi terwujud. Andai aku miliki sepasang sayap yang indah...
Denyut nadi, detak jantung, hembus nafas serta aliran darah ku terkoyak tak senada tak seirama. Entah atau mungkin semua ini karena keadaan hati dan jiwaku yang tak lagi menyatu dengan sang raga. Kehampaan hati kian terperosok semakin dalam semakin terjal semakin sulit tuk di gambarkan lagi. Semua keindahan mata kepuasan jiwa itu telah pergi seiring berputarnya jarum jam.
Embun kata mu mampu membuat pagi menjadi segar dan lembab, tapi apa yang ku rasakan pagi ku gersang. Matahari kata mu tak akan membuatku kepanasan tapi apa hari-hari ku sangat lah terik terbakar lara. Malam kau pernah berjanji tak akan membuat ku merasa sunyi tapi kenyataan nya aku sendiri melewati waktu nan gelap. Janji... Hanya berjanji untuk apa bila tak di tepati...
Suda menjadi rutinitasku di setiap pagi, arus bergerak cepat agar tidak kesiangan sampai ketempat kerja...
Aku    : Mama mungkin mala mini aku telat lagi... { ujar ku sambil ku memasangkan tali sepatu di depan pintu }
Mama : Kenapa akhir-akhir ini kamu selalu pulang larut, kadang pulang cepat kamu langsung mengurung diri dikamar. Ada apa nak, kamu punya masalah? { Jawab ibu sambil mengoleskan selai nanas keroti }
Mama memang sudah sangat hafal selai apa yang aku suka, namun dilubuk hati terdalamku sejujurnya aku ingin bercerita pada mama sambil ku peluk tubuhnya. Tapi apalah daya, aku takut bila aku bercerita pada mama akan mengganggu kesehatannya. Terpaksa aku simpan semua kepedihan hati ku ini sendiri walau aku rasakan sangat-sangat tersiksa.
Ritme kerja suda mulai aku kuasai beberapa hal yang beberapa waktu lalu cukup membuatku sampai berpikir untuk menyerah kini sudah bisa aku kuasai. Beberapa hal yang membuat aku tak nyaman pun sudah mulai mencair sehingga aku kian merasanyaman dengan kondisi pekerjaan saat ini. Tinggal sati masalah lagi yang sangat membebani ati pikiran jiwa dan ragaku. Tapi tak ada seorang pun yang mampu mengerti akan kondisi ini. Dan karena ini lah aku tak bisa bercerita pada siapapun termasuk mama.
Randi  : Hey.... pagi-pagi uda ngelamun, mikirin apa sih? Nikah belum, mikirin apa sih?..
{ Tegur Randi sambil memukul pundakku dan benar-benar membuatku kaget }
Aku    : gak ada bray...
Randi  : Ayo cerita sama gw, tenang bray semua cerita lu akan aman di kantong gw...
Aku    : Lah.. kalo di cuci istri lu nanti ketahuan dunk di kantong lu ada curhatan gw. Hahaha #ngakak
Randi  : ah lu mah malah becanda, tapi gw salut sama lu bray karena lu masih bisa tersenyum walau ya... gw tau masalah yang lu hadapi ini bukan masalah sepele.
Waktu pun terus berlalu tanpa henti dan hari –hari ku pun kian sulit tuk dilepaskan dan dijauhkan dari semua persoalan yang aku hadapi ini. Jujur andai saja aku bisa melepaskan beben ini dan melupakan semua persoalan ini mungkin hidupku tak akan menjadi sesulit ini untuk aku hadapi.
Jujur, aku lelah mencoba mempertahan kan semua ini demi rasa yang terus bertahta dikerajaan sang rasa di dalam hati. Walau terkadang aku harus menjadi renda didepannya. Sakit rasanya hati setelah semua aku lakukan demi dia tapi dia tak kunjung beruba dan sada bawa aku sangt mencintainya. Aku pun sadar bawa semuai ini terlarang, tapi mengapa di memberikan aku harapan dan memberikan kecupan hangat itu di malam-malam lalu. Tuhan sebenarnya apa yang sedang terjadi ini, aku sungguh tak bisa bila harus terus menggilainnya dan terus bergumul dengan dosa.
Mungkin ini pemikiran yang slah, tapi ini yang kini ada di hati dan pikiran ku saat ini. Aku merasa sia-sia saja aku melakukan hal-hal baik dan beribadah, bila dalam hal ini saja aku hanya meminta satu hal dengan dua pilihan. Pertama satukan kami dengan rasa saling mencintai atau pilihan kedua buat aku melupakannya dan jauh darinya tanpa ada kesalah pahaman dan rasa sakit yang terus menusuk relung jiwa terdalamku. Tapi apa aku tak diberikan jawaban walau seiring berjalannya waktu aku mencoba untuk mencari jawaban itu.
“Tuhan ku ya Alloh... aku mohon kepada mu berikan aku jawaban atas semuannya ini, buatlah satu dari pilihan ku di setiap doa yang aku panjatkan kepadamu sehabis sholat terwujud. Jujur aku sudah lelah ya Alloh...”
Akbar          : gw tau apa yang lu rasain saat ini
Aku    : apa?
Akbar          : Lu sayang sama Derta kan?
Aku    : maksud lu apa?
Akbar          : Biean, lu gak bisa ngelak lagi. Gw bisa baca dari gerak gerik lu dari tingkah lu. Lu gambarkan rasa sayng lu sama Derta dari gerak gerik lu ke dia.
Aku pun sontak kaget dan hanya bisa terdiam membisu dan merenungi semuanya.
Akbar          : gw tahu lu slalu disakitin sama dia, gw tahu dia pun punya rasa yang sma tapi dia selalu ingin menutupi kesakitannya dengan bergaul dengan wanita-wanita jalang itu.
Aku    : Cukup, please akbar jangan lu ungkap tabir kepalsuan yang penuh dosa dan menyakitkan ini. Jujur gw udah pengen lepas dari masalah hati ini.
Kali ini untuk masalah ini biar aku sendiri yang merasakannya menikmati setiap denyut dan detak perih yang dia beri. Biar saja aku tersiksa di setiap malam-malam yang membuat kau merintih karena rindu pada nya. Biar aku saja tanpa ada yang tahu mungkin akan jauh membuat aku tersadar dan lebih dewasa.
Teruntuk dia yang masih aku sayangi hingga detik ini, aku akan bertahan tuk tetap tegar walau aku dan kamu tahu sejauhmana kita melangkah dan kini sesakit apa yang aku rasakan. Aku berharap kau akan berubah seperti janji mu kepadaku ketika pertama kali kau menyentuh rasaku hingga rasa sakit aku rasakan berari-hari. Aku akan tetap perhatikan mu yang akan beruba menjadi sosok yang tak keras kepala lagi, mau mendengarkan kritik membangun, menjaga kesehatan, gak banyak begadang lagi dan menjadi pecinta yang setia sehingga mampu memilih yang terbaik. Biarlah aku dengan kenangan ini walau sakit terasa. Seperti pesan mu kepadaku kau dan aku akan tetap jadi sadu walau raga tak menyatu.
Aku akan bekerja keras untuk mengakhiri kegilaan ini, pilihlah diantara mereka itu yang terbaik di hati dan hidup mu.

Hari terus melaju, aku masih hidup dengan rasa sakit dan perih karenanya. Tapi kian hari kian berkurang rasa ini terhadapnya. Meski pun aku belum medapatkan alasan apa dan kenapa dia pergi meninggalkan ku dalam keadaan ku sedang sangat ketergantungan kepadanya. Aku yakin rasa ini akan mati dan akan terkubur jauh didalam dasar hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar